Pages

Labels

Powered by Blogger.

Friday, July 11, 2014

SAJAK LANGIT UTARA (bagian 2)

SURAU
Oleh: Fiqri Hasan

Ringking meringking jangkrik merintih
dibalik bilik yang lusuh menalu tasbih
tak sebening pijar memang
sekedar obor dan lilin kecil meredupkan hati

Disudut senja terbenam hirukpikuk
menghapus senja dari perantauannya
namun aku masih menunggu….
menunggu dan kian menunggu….

Gelap perlahan merayap mendekap senja
memaksa mua’zin menggemakan azhan
beserta gemuruh bedugnya

Aku bergegas berpaling dari nyata ku
mengubur sejenak kelabu dunia
masih di SURAU ini, di bulan mulud
bulan penuh muhabat



GOBAL
Oleh: Fiqri Hasan
Ada rindu dibias mata indah mu
menghentikan goresan senyum dan canda
sempat nafasku terhenti terdengar kabar dari mu
yang malu tapi tak bisu

Dengar dadaku, nadanya semakin tinggi
setinggi jeritan hansip teriak maling
melepas hening dimalam bisu, gila memang
tapi itu aku untuk mu…

Entah mengapa itu ada?
dimana manis terasa awal & pahit terasa terakhirkan
semuanya busuk membusukan kebohongan
terkandang indah, mengindahkan duniamu
maka janganlah ragu tuk labuhkan hati
di pantai harapan ini


PESONA KIBLAT
Oleh: Fiqri Hasan

Aku kembali terlena di mega sana yang damai
Menyusuri telaga surya merah nan elok
Dalam indahnya aku terpaku pada kegigihan mereka
Para seragam orange hijau yang telah melewatu teriksurya di 00

Sekali lagi aku hanya menikmati indahnya senja
Tak se orange dan se hijau mereka
Yang tegar menikmati surya dari senyumnya fajar
Hingga eloknya senja

Ya tuhanku,
Butakan aku dari kemalasan
Lumpuhkan aku dari kemaksiatan
Dan tulikan aku dari perselisihan

Karena sesungguhnya kesempurnaan ku
Hanya untuk NYA.


KARTINI KOSONG
Oleh: Fiqri Hasan

Tergemakan nafas indah dari semangat dan mimpinya
Terheningkan keserakahan dan kemunafikan
Namun masih saja kosong

Esok kau teriakan, lusa kau impikan
Masih dengan Ego dan niat mu
Namun masih saja kosong

Tiba-tiba nafas terhenti
Raga pun hilang
Maka tak lagi kau kosong

Karena kita negeri yang merindukan
KEKOSONGAN


LABIL
Oleh: Fiqri hasan

Magma melelehkan jiwa mereka yang tak konstan
Berbaur dengan debu dan asap yang hitam kadang putih
Dan terus berkoreo dengan hembusan angin

Nafasnya sesak terhindar filter dan batasan
Menggelapkan pandangan dengan kabut tebal
Hingga siang semakin malam

Lahar dingin menghanyutkan kepercayaan
Membebaskan emosi membanjiri kedamaian
Begitu juga dengan keadilan yang kian menyikis

Ya tuhan ku, gemparkan hati ku dengan doa Mu
Luruskan harapan ku dengan Cinta Mu

Dan kembalikan semangat dari hilap ku


RAPUH
Oleh: Fiqri Hasan

Lukai saja sepatah ini
Buang saja serpihan hati
Bagai sayap tak bermerpati
Angin timur memecah iri

Pusaran lautan asmara
Kelabu duka menyapa
Tapi suka ini berkata
Tetap ku bahagia dengan luka

Di ujung kebahagiaan aku tiada
Di samping kasihnya aku berada
Di dalam hatinya sirna

Tanpa kasih tanpa sapa tanpa senyum
Aku bahagia tanpa semua
Pasti akan ku balas semua senyum mu
Dalam luka dan duka ini


HARAMNYA SURGA
Oleh: Fiqri Hasan

Nafsu jiwa mu kekal ditangan kiri
Melepas kekejian ditangan kanan mu
Merasuk jiwa tak kunjung cinta
Tak harap dia punya

Hanya suka tak kurang duka
Maka cukuplah cinta tandai dia

Aku wanita, tuk dicinta dan diluka
Lemah jika ku beri cinta

Aku tegar sat ku terima sinar cintanya
Yang terus tanpa jasa dan harapankarena cinta hanya untuk CINTA
Bukan yang lain


DERMAGA TUA
Oleh: Fiqri Hasan

Melihat aku di dermaga tua
Berlayar sudah menunggu senja
Terbuat bimbang mencari surga
Hingga tawa pun sirna

Cepat sekali dia merampas
Setepat pula ku melepas
Bagai hati terguyur panas
Tertusuk duri begitu deras

Mahkotai kesepian ini
Beri aku serpihan hati
Hingga ku bangun terobati
Melihat cinta mati suri

Bungkam mulut mu…!!!
Biar ku tepas rasa ragu
Pilu…
Dan rindu….

No comments:

Post a Comment

 

Blogger news

Blogroll

About